KOMUNIKASI NON VERBAL: SALURAN-SALURAN DASAR
1. Ekspresi Wajah
“Wajah adalah gambaran jiwa”. Maksudnya adalah persaan dan emosi manusia seringkali terbaca diwajahnya dan dapat dikenai melalui ekspresinya. 6 emosi dasar yang terlihat jelas melalui ekspresi wajah: marah, takut, bahagia, sedih, terkejut, dan jijik, serta temua lainnya ekpresi menghina namun tidak sekonsisten dibanding ekspresi yang 6. Jumlah pariasinya sangat banyak.
2. Cara menatap dan pandangan mata
Penyair kuno mengatakn mata adalah “jendela hati”. Peribahsa ini ada benarnya: kita memang sering belajar banyak tentang persaan orang lain dari tatapan matanya. Sebagai contoh kita mengartikan tatapan dalam dan lama dari seseorang sebagai sinyal rasa suka atau pertemanan. Sebaliknya jika seseorang menghindari kontak mata, kita bisa berkesimpulan bahwa dia tidak ramah, tidak menyukai kita, atau mungkin Cuma sekedar pemalu.
Kontak mata yang tinggi intensitanya bisa diinterpretasikan sebagai bentuk rasa suka atau persaan positif lainnya, ada suatu pengecualian. Jika seseorang memandangi kita terus menerus dan mempertahankan kontak mata ini tanpa peduli apa yang sedang kta kerjakan, jenis pandangan seperti ini dapat kita sebut staring (menatap). Tatapan seringkali diartikan sebagai sinyal kemarahan, atau kebrutalan–seperti tatapan yang dingin–dan dinilai sebagai petunjuk non verbal yang mengganggu oleh kebanyakan orang.
3. Bahasa tubuh: Gestur, Postur, dan Gerakan.
Bahasa tubuh menrupakan sumber informasi bermanfaat tentang perilaku orang lain. Pertama, bahasa tubuh acapkali mengungkapkan keadaan emosional seseorang. Gerakan yang bertubi-tubi-khususnya yang terjadi antara bagian tubuh terhadap bagian tubuh yang lainnya (menyentu, menggaruk, atau menggosok), mengindikasi adanya ketegangan emosional. Makin tinggi frekuansinya makin tinggi pula tingkat ketegangan dan kegugupannya.
Emblem gerakan tubuh yang menyiratkan makna khusus menurut budaya tertentu.
4. Sentuhan
mengartikan sentuhan tergantung beberapa faktor terkait seperti misalnya siapa yang melakukannya (teman, orang asing, sesama jenis atau lawan jenis), sifat dari kontak fisik tersebut (singkat atau lama, halus atau kasar, bagain mana yang disentuh), dalam konteks apa sentuhan itu terjadi (bisnis atau situasi sosial, ruang periksa dokter). Dengan mempertimbangkan berbgai faktor diatas sentuhan dapat ditafsirkan sebagai afeksi, minat seksual, dominasi, perhatian, atau bahkan agresi. Diluar segala aspek kompleksitasnya, beberapa bukti yang ada menunjukkan bahwa sentuhan yang dirasa tepat seringkali membangkitkan persaan positif dalam diri orang yang disentuh. Tapi harus diingat: hanya sentuhan yang dinilai tepat saja yan dapat menghasilkan reaksi positif itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar