Jumat, 08 April 2011

resume buku filsafat


TUGAS FILSAFAT ILMU
RESUME BUKU
PENDIDIKAN KESALEHAN TRANSFORMATIF
  “KEDUDUKAN ILMU DAN PENDIDIKAN DALAM AL-QURAN,
DAN
PRINSIF-PRINSIF DASAR PENDIDIKAN ISLAM”
Tugas
Disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh nilai tugas
Semester 1 dalam bidang filsafat ilmu
Mahasiswa Psikologi
                                         
Disusun oleh :
Leni Herlina
I B – Psikologi
Nomor pokok : 1210 600 051
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN GUNUNG DJATI
FAKULTAS PSIKOLOGI
BANDUNG
2010
Kedudukan ilmu dan pendidikan dalam al-quran
Ø  lslam berdasarkan al-quran bermakna “penyerahan diri kepada Allah”
Ø  “ilmu” merupakan sebagai alat dan media untuk membenarkan sikap pasrah (menyerahkan diri) supaya tidak salah objek. Karena hal itulah al-quran mendorong manusia untuk memunculkan sifat rasional atau menghargai ilmu.
Ø  Dorongan itu dinyatakan dalam :
·               kata-kata al-quran, seperti :
1.      Ya’qilun (mereka yang menggunakan akal)
2.      Yatafakkarun (mereka yang menggunakan fikiran)
3.       Yatadabbarun (mereka merenungkan)
·               Kalimat ungkapan al-quran, seperti :
1.      Ulul al-albab (mereka yang berpikir mendalam)
2.      Ulu al-abshar (mereka yang berpenglihatan mendalam)
3.      Ulu al-nuha (mereka yang berpandangan jauh ke depan)
Ø  “Ilm” (pengetahuan/ilmu) bermakna “semacam pengetahuan tentang sesuatu yang berasal dari dan ditimbulkan oleh pengalaman personal seseorang dengan persoalan tertentu”
Ø  Lawan kata “ilm” adalah “zann”
Ø  Lawan kata “zann” adalah “haqq”
Ø  Persamaan “ilm” adalah “haqq”
Ø  Persamaan “zann” adalah “hawa”
Ø  Pengertian :
1.      Ilm = ilmu
2.      Zann = menduga-duga
3.      Haqq = kebenaran
Ø  Sumber “ilm" adalah “haqq”
·         Pengetahuan yang memiliki landasan adalah informasi yang hanya diberikan oleh Tuhan, maka inilah pengetahuan yang objektif berdasarkan “kebenaran” (haqq).
Ø  Sumber “zann” adalah “hawa”
·         Hawa adalah kecendrungan naluriah yang bersifat impulsif dan jahat pada diri manusia yang pada hakikiatnya membabi buta.
“tidak, bahkan orang-orang yang berbuat kejahatan (yakni orang kafir) mengikuti pikirannya sendiri, tanpa pengetahuan” (Q.S 30:29)
Ø  Dalam al-quran (Q.S 30:29) terdapat kalimat “bi ghairi ‘ilmin”.
“bi ghairi ‘ilmin” = bukan berarti “tanpa pengetahuan” atau “secara tidak sengaja melakukan sesuatu yang menyimpang” namun “tanpa menggunakan pengetahuan dari sumber yang mutlak dan dapat dipercaya yaitu wahyu”
·            Menurut al-quran : “orang yang berbuat jahat, mereka melakukannya dengan sadar”
Ø  Ilmu menurut al-quran adalah “ilmu yang berdasarkan haqq yang terbesihkan dari hawa dan nafsu”.
Ø  Objek ilmu adalah konsepsi tentang diri manusia.
Ø  Konsepsi diri manusia yaitu “fitrah”
Fitrah yaitu “bukan sesuatu yang bersih, kosong, seperti tabula rasa” namun “perjanjian primordial yang suci”.
“bukankah aku ini Tuhanmu? Mereka menjawab, Benar (engkau tuhan kami), kami menjadi saksi” (Q.S. 7:172)
Ø  Dosa dalam islam adalah kealpaan dan ketidakmampuan dalam mempungsikan akal sesuai dengan tujuan penciptaannya oleh Allah.
Ø  Adanya pendidikan karena :
1.      Manusia telah memiliki isi atau bibit-bibit kebaikan dan kebenaran.
2.      Manusia cendrung dalam naluriah berkeinginan untuk mengeluarkan atau mengekspresikan bibit-bibit kebaikan dan kebenaran menjadi nyata, dalam pepohonan yang menghasilkan keharuman dan buah-buahan yang bermanfaat.
3.      Terlupakannya bibit kebaikan dalam diri manusia sehingga karena perkembangan jaman dan kebiasaan manusia yang telah mengarah pada modernisasi.
Ø  Istilah pendidikan dalam al-quran :
1.      Tarbiyah, dalam Q.S Al-isra: 25 dan Q.S al-syuara: 19
2.      Ta’lim, dalam Q.S yunus: 5
Ø  Pendapat para ahli tentang istilah pendidikan :
·         Menurut Abdul Fattah :
1.      Ta’lim, mencangkup aspek-aspek pengetahuan serta keterampilan yang dibutuhkan dalam kehidupan serta pedoman berperilaku.
2.      Al tarbiyah, ialah proses pengasuhan pada masa permulaan manusia saja, bukan keseluruhan kehidupan manusia.
·         Menurut al attas, mengajukan pendapat lain :
1.      Menurut al attas ta’dib lah istilah yang aling tepat untuk menggambarkan pengertian pendidikan dalam islam.
2.      Ta’dib mengandung arti “pengenalan dan pengakuan yang secara berangsur-angsur ditanamkan pada manusia, tentang tempat-tempat yang tepat bagi segala sesuatu dalam tatanan wujud sehingga hal ini membimbing kea rah pengenalan dan pengakuan tempat Tuhan yang tepat di dalam tatanan wujud”.
3.      Alasan menggunakan istilah ta’dib :
1.      Al-attas menekankan pendidikan untuk menjadikan peserta didik menjadi orang yang baik.
·         “Orang yang baik” yaitu :
1.      Yang menyadari sepenuhnya tanggung jawab dirinya kepada Tuhan yang hak,
2.      Yang memahami dan menunaikan keadilan terhadap dirinya dan orang lain,
3.      Terus berupaya meningkatkan setiap aspek dalam diri-Nya menuju kesempurnaan sebagai manusia yang beradab.
2.      Metode pendidikan yaitu pengenalan dan pengakuan.
1.      Pengenalan yaitu “mengetahui kembali perjanjian primordial antara manusia dan tuhan”.
2.      Pengakuan yaitu “afirmasi dan konfirmasi (realisasi dan aktualisasi) hasil pengenalan dalam kehidupan.
Ø  Konsep pendidikan islam yaitu tarbiyah, ta’lim, dan ta’dib.
Ø  Pendidikan islam bersifat teoritis dan praktis.
Ø  Paradigma pendidikan yaitu :
1.      Paradigma pengetahuan yaitu “pemusatan perhatian pada prinsip, konsep, dan nilai utama islam”.
2.      Paradigma perilaku yaitu “penentuan batasan-batasan etika menurut al-quran”.










Prinsif-prinsif Dasar Pendidikan Islam
1.      Prinsif integrasi ilmu
“kebenaran itu berasal dari Allah, maka janganlah engkau meragukan-Nya”
Ø  Sumber ilmu adalah Allah, sang kenenaran.
Ø  Pengetahuan adalah “ilm”
Ø  Ilm adalah “perekat yang mengikat masyarakat Muslim dengan lingkungannya”
Ø  Manfaat ilmu yaitu :
1.      Meningkatkan pengetahuan tentang Allah
2.      Secara efektif dapat membantu mengembangkan masyarakat islam dan merealisasikan tujuan.
3.      Dapat membimbing diri sendiri dan orang lain.
4.      Dapat memecahkan berbagai problema masyarakat.
Ø  ilm merupakan konsep tegaknya pondasi peradaban islam
Ø  ilm dapat diperoleh dari wahyu, akal, pengamatan, intuisi, tradisi, dan teoritis.
Ø  Ilm adalah bentuk ibadah yang mesti dicari.
2.      Prinsif keberjenjangan realitas
Ø  Prinsip keberjenjangan realitas = prinsif tauhid
Ø  Prinsip keberjenjangan realitas         keberjenjangn hierarki (material menuju immaterial             hierarki kesadaran          hierarki ilmu.
Ø  Keberjenjangn merupakan salah satu yang mempengaruhi proses pendidikan.
3.      Prinsif keberjenjangan kesadaran/kecerdasan
Ø  Perubahan sikap pada diri
Ø  Manusia terdiri dari tiga tingkat diri (jiwa) yaitu :
·         Nabati, hewani, dan rasional
DIRI
Nabati
Hewani
Rasional
WUJUD
Alamiah, Aspek fisik , dan Inderawi 
Kewaswpadaan diri, Aspek indera, dan batiniah
Rasional, Aspek akal, dan mustafad
MAQAM
Perilaku, dan Indera
Diri dan Imajinasi
Pembedaan dan Ketuhanan
DAYA CIPTA
Indera lahir
Indera batin dan Imajinasi
Daya intelek, dan Roh murni
ALAM
Alam fisik
Alam citraan
Imaji intelek
DUNIA
Material dan fisikal
Imajinasi Diri
Intelek

Ø  Konsep islam mengenai diri :
·         Pengetahuan (kesadaran fisik dan materi) saat kelahiran                 kesadaran emosional             mental             intelektual              kedewasaan (saat spiritual tinggi dan kewaspadaan murni)
Ø  Manfaat pendidikan islam yaitu mengembangkan spiritual dan mengembangkan kecerdasan akal dan kesehatan tubuh
MODAL
KECERDASAN
FUNGSI
Modal Materiil
IQ (kecerdasan rasional)
Apa yang saya fikir?
Modal Sosial
EQ (kecerdasan emosional)
Apa yang saya rasakan?
Modal Spiritual
SQ (kecerdasan spiritual)
Siapa saya?
Ø  Diri atau kesadaran terdiri dari :
·         Fisik, fikiran, emosional, dan spiritual.

4.      Prinsif keberjenjangan ilmu dan etika berilmu.
Ø  Ilmu adalah suci
Ø  Sumber utama ilmu = Allah.
Ø  Ilmu = cahaya, yang akan berfungsi bila tersedia cermin untuk menangkap dan memantulkannya.
Ø  Pengetahuan = pohon,
Ø  Sains = cabang-cabang pohon yang tumbuh dan mengeluarkan dedaunan beserta buah-buahan.
Ø  Al-Ghazali, pengetahuan dalam 4 kriteria, yaitu :
1.      Sumber
a.      Pengetahuan yang diwahyukan (dari para nabi dan rosul)
b.      Pengetahuan yang tidak diwahyukan (akal, pengamatan, percobaan, dan akulturasi)
2.      Kewajiban-kewajiban
a.      Pengetahuan yang diwajibkan kepada setiap orang (fardh al’ain), yaitu : pengetahuan agama
b.      Pengetahuan yang diwajibkan kepada masyarakat (fardhu al-kifayah), yaitu : pertanian, farmasi, arsitektur, dan mesin.
3.      Fungsi social
a.      Ilmu-ilmu yang harus dihargai, yaitu : ilmu sains
b.      Ilmu-ilmu yang patut dikutuk, yaitu : ilmu yang merusak
4.      Etika berilmu
Teori

                                          prinsip

                                       hukum-hukum

                                           keputusan




















Tidak ada komentar:

Posting Komentar