Jumat, 08 April 2011

penelitian pertama semester 1


TUGAS PSIKOLOGI ISLAM
PENELITIAN
Refleksi Kehidupan Masyarakat Terhadap Kepercayaan Animisme di Daerah Purwakarta”.

Tugas
Disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh nilai
Semester 1 dalam Bidang Psikologi Islam
Mahasiswa Psikologi




Disusun oleh :
Leni Herlina
Nomor Pokok : 1210 600 051
I B - Psikologi




UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN GUNUNG DJATI
FAKULTAS PSIKOLOGI
BANDUNG
2010


KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-Nya peneliti masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah penelitian ini. Tidak lupa  mengucapkan kepada dosen pembimbing dan teman-teman yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah penelitian ini.
Peneliti menyadari bahwa dalam penulisan dan penyusunan penelitian ini masih banyak kekurangan, oleh sebab itu peneliti sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan semoga dengan selesainya makalah penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman. Amin...


Penyusun

Leni Herlina














i
 

DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR.....................................................................................       i
DAFTAR ISI.....................................................................................................      ii
ARTIKEL..........................................................................................................     iii
BAB I      PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang Masalah...............................................................      1
1.2  Rumusan Masalah........................................................................      2
1.3  Tujuan Penelitian..........................................................................      2
1.4  Manfaat Penelitian.......................................................................      2
1.5  Asumsi Peneliti.............................................................................      3
1.6  Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian...............................      3
BAB II     TEORI
2.1   Animisme.....................................................................................      4
2.1.1        Asal-Usul Animisme........................................................      4
2.1.2        Animisme sebagai Agama................................................      4
2.1.3        Akibat Animisme terhadap Keyakinan Masyarakat........      5
2.1.4        Bentuk Penyembahan (Kultus dalam Animisme)............      5
2.1.5        Pandangan Islam terhadap Animisme.............................      6
2.2   Syirik............................................................................................      6
2.2.1       Pengertian Syirik..............................................................      6
2.2.2       Jenis Syirik.......................................................................      7
2.2.2.1  Syirik Besar..........................................................      7
2.2.2.2  Syirik Kecil...........................................................      8
2.2.3       Ayat Al-Qur’an tentang Syirik.........................................      9
BAB III   METODE PENELITIAN
3.1  Jenis Penelitian.............................................................................    10
3.2  Lokasi Penelitian..........................................................................    10
3.3  Penentuan Subjek Penelitian........................................................    11
3.4  Teknik Pengumpulan Data...........................................................    11
3.5 
ii
 
Teknik Analisis Data....................................................................    11
BAB IV   PEMBAHASAH
4.1  Asal Usul Kepercayaan Air Kahuripan........................................    12
4.2  Kesembuhan dalam Pandangan Islam..........................................    12
4.3  Fenomena Air Kahuripan.............................................................    15
BAB V     PENUTUP
5.1   Kesimpulan...................................................................................    16
5.2   Saran.............................................................................................    16
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................   17
LAMPIRAN


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang Masalah
Daerah Purwakarta sebagian wilayahnya masih wilayah asri yang kaya akan tanaman hijau dan rimbunnya pepohonan. Sejuknya mata air pegunungan masih bisa dirasakan di daerah-daerah tertentu di kawasan Purwakarta seperti daerah Kampung Gunung Sembung Kecamatan Sukatani.
Namun akhir-akhir ini daerah ini ramai dipergunjingkan oleh masyarakat Purwakarta bahkan dari daerah luar Purwakarta, seperti Bandung dan Karawang. Tidak sedikit orang yang mengunjungi daerah ini setiap harinya. Tapi anehnya mereka datang dengan membawa berbagai macam ukuran jerigen air dengan orang-orang yang sakit dari berbagai kalangan dari mulai anak kecil sampai orang tua bahkan banyak diantara mereka yang lumpuh.
Dari data yang kami peroleh ternyata semua orang yang datang ke daerah Kampung Sembung memiliki satu tujuan dan satu tempat yang sama, yaitu ke tempat mata air yang dikenal dengan mata air kahuripan. Banyak yang rela mengantri berjam-jam bahkan berdesak-desakan demi mendapatkan air itu.
Ternyata dibalik keindahan daerah Purwakarta, sebagian masyarakat menggunakannya secara tidak benar, sehingga muncullah animisme di sekitar mereka tanpa mereka sadari sama sekali.
Perkembangan animisme yang peneliti teliti yaitu tentang “kepercayaan masyarakat Kampung Gunung Sembung terhadap mata air kahuripan sebagai media penyembuh di daerah Purwakarta”.
Peneliti merasa tertarik meneliti kasus ini karena :
1.      Kasus ini merupakan kasus yang paling ramai di perbincangkan di Purwakarta
2.      Meneliti fenomena air kahuripan dari sisi agama yang sangat diyakini khasiat penyembuhannya bukan hanya oleh masyarakat Kampung Gunung Sembung namun masyarakat luar daerah Purwakarta
3.      Mengetahui tanggapan masyarakat sekitar tentang khasiat dan keyakinan mereka terhadap khasiat air kahuripan.
Berangkat dari fenomena tersebut, peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian dan direpresentasikan dalam judul penelitian “Refleksi Kehidupan Masyarakat Terhadap Kepercayaan Animisme di Daerah Purwakarta” dengan subjek penelitian “Kepercayaan Khasiat Air Kahuripan di Kampung Gunung Sembung Kecamatan Sukatani Kabupaten Purwakarta oleh Masyarakat dengan Pandangan menurut Agama”

1.2  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut :
1.      Apakah kepercayaan ini termasuk ke dalam animisme?
2.      Alasan kenapa mata air kahuripan bisa sangat dipercaya oleh masyarakat?
3.      Bagaimana tanggapan dalam sudut pandang agama mengenai fenomena Air Kahuripan?

1.3  Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh data tentang :
1.      mengetahui antara keterkaitan terhadap kepercayaan “Air Kahuripan” dengan animisme yang berkembang.
2.      mengetahui lebih dalam alasan masyarakat Kampung Gunung Sembung Kecamatan Sukatani Kabupaten Purwakarta terhadap kepercayaan akan khasiat “Air Kahuripan”
3.      mencari pembenaran terhadap tingkah laku masyarakat yang mempercayai fenomena “Air Kahuripan” dalam pandangan Islam dan Al-Qur’an

1.4  Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan informasi yang sangat besar kepada pembaca mengenai aliran animisme yang berkembang tanpa disadari yang terjadi dikalangan masyarakat khususnya pada daerah Purwakarta.


Secara lebih spesifik, kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.      mengetahui aliran animisme yang sedang berkembang di daerah Purwakarta.
2.      mengetahui fenomena “Mata Air Kahuripan” dalam sudut pandang agama dan Al-Qur’an.
3.      memunculkan kesadaran pembaca tentang fenomena yang menyimpang dari ajaran agama. Khususnya fenomena yang terjadi di daerah Purwakarta.

1.5  Asumsi Peneliti
Dalam penelitian ini, peneliti berasumsi bahwa kepercayaan ini terwujud karena kurangnya keimanan agama masyarakat serta kurangnya kesadaran akan arti sesungguhnya animisme dan larangan dalam segi agama.
Asumsi dapat dibuktikan, melalui observasi langsung terhadap tingkah laku masyarakat yang mengunjungi mata Air itu. Mereka rela berjalan jauh dan menghadapi rintangan bahaya menyusuri sepanjang rel kereta api yang sewaktu-waktu dapat muncul kereta api tanpa mereka duga sebelumnya. Hanya untuk mendapatkan “Air Kahuripan” yang dianggap mujarab oleh mereka.
Kasus ini tidak seratus persen kesalahan mereka, namun faktor kurangnya pengetahuan agama dan mahalnya biaya kesehatan memaksa mereka mengambil jalur alternatif ini.

1.6  Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian
Variabel yang diteliti dalam penelitian ini yaitu “Kepercayaan Masyarakat Kampung Gunung Sembung terhadap Khasiat “Mata Air Kahuripan” dalam Pengobatan di daerah Sukatani Kabupaten Purwakarta”. Objek yang diteliti yaitu Masyarakat Kampung Gunung Sembung dengan pendekatan dan wawancara terhadap 3 warga sekitar.
Dalam penelitian ini juga, terdapat keterbatasan penelitian yaitu keterbatasan pada sumber kunci yang memegang peran pelopor asal mula adanya kepercayaan ini. Subjek ini merupakan yang pertama kali melakukan pengobatan di mata air ini dan menyebarluaskannya pada masyarakat. Karena ketidakjelasan alamat sehingga teknik wawancara tidak dapat dilakukan.

BAB II
TEORI

2.1  Animisme
2.1.1        Asal-usul Animisme
Animisme berasal dari kata anima, dari bahasa latin animus dan bahasa Yunani anepos, dalam bahasa sansekerta disebut prana, dalam bahasa Ibrani ruah. Arti kesemua itu adalah napas atau jiwa. Animisme adalah ajaran/doktrin tentang realitas jiwa.
Orang primitif mempunyai kepercayaan bahwa semua hal yang kita lihat ini seperti manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan dan benda-benda lainnya mempunyai roh. Oleh karena itu roh-roh tersebut mempunyai kekuatan yang dahsyat dan mempunyai kehendak, sehingga kalau marah bisa membahayakan manusia dan kalau gembira bisa menguntungkan manusia.
Seorang ahli antropologi asal Inggris E.B Taylor dalam bukunya primitif kultur mengajukan sebuah teori (teori serba jiwa), bahwa bentuk kepercayaan asal manusia adalah animisme.
Teori ini timbul atas 2 hal:
1.      Adanya dua hal yang tampak, yakni hidup dan mati.
2.      Adanya peristiwa mimpi, sesuatu yang hidup dan berada ditempat lain pada waktu tidur, yakni jiwanya sendiri. Jiwa bersifat bebas berbuat sekehendaknya.

2.1.2        Animisme sebagai Agama
Istilah agama atau dalam bahasa inggris religion. Apapun pengertiannya yang jelas akan merujuk pada type karakteristik tertentu terhadap data-data yang ada seperti, kepercayaan, praktek-praktek, perasaan keadaan jiwa, sikap pengalaman.
Animisme merupakan agama primitif. Agama primitif merupakan suatu cara tertentu yang dilakukan oleh manusia di dalam mengalami dunia dan Tuhan, suatu pandangan tertentu terhadap segala kehidupan disekeliling manusia atau mentalitet atau sikap rohani tertentu.
2.1.3        Akibat Animisme terhadap Keyakinan Masyarakat
Animisme dapat diartikan sebagai kepercayaan manusia pada roh leluhur. Dalam keyakinan masyarakat yang menganut paham animisme mereka meyakini bahwa orang yang telah meninggal dianggap sebagai yang maha tinggi, menentukan nasib dan mengontrol perbuatan manusia. Kemudian pemujaan semacam ini lalu berkembang menjadi penyembahan roh-roh. Roh orang yang meninggal dianggap dan dipercayai mereka sebagai makhluk kuat yang menentukan, segala kehendak serta kemauan yang harus dilayani. Dan mereka juga beranggapan roh tersebut juga dapat merasuk kedalam benda-benda tertentu. Roh yang masuk kesebuah benda akan menyebabkan kesaktian atau kesakralan benda tersebut. Maka dari itu masyarakat tadi menyembah pada roh-roh tersebut supaya selamat dari bahaya.

2.1.4        Bentuk Penyembahan (Kultus dalam Animisme)
Mereka percaya bahwa roh itu bukan hanya menempati makhluk hidup tetapi juga benda-benda mati, sehingga roh itu terdapat dalam batu-batuan, pohon-pohon besar, tombak, kepal manusia yang dimumi. Karena adanya kepercayaan pad roh dan hantu, timbullah pemujaan pada tempat/benda yang dianggap dihuni roh. Dan yang dipuja agar membalas kebaikan, ada pula yang dipuja agar roh itu tidak mengganggu. Agar terhindar dari kemarahan roh/hantu biasanya diadakan ritual yang dipimpin oleh para pendeta. Adakalanya mereka membujuk roh-roh dengan mengadakan penguburan hewan/manusia yang dikubur hidup-hidup atau diambil kepalanya dan dilempar kedalam gunung manakala sebuah gunung meletus. Mereka beranggapan bahwa jika ada bencana alam berarti roh-roh alam sedang marah.
Dari bermacam-macam sikap terhadap orang yang meninggal kita dapatkan beberapa macam bentuk-bentuk kultus pemujaan. Adapun bentuk-bentuk tersebut adalah:
1.      Tingkatan pemujaan terhadap kelas-kelas
Tidak semua leluhur mempunyai tingkatan yang sama sebab diantara mereka terdapat yang paling berkuasa. Dan sering terjadi anggota kelompok atau anggota suku dalam tingkatan biasa dipuji untuk sementara waktu saja. Bentuk sesembahan yang merata diantara suku-suku primitif adalah terhadap roh pada pribadi agung yang merupakan pusat kultus sesembahan leluhur.
2.      Kultus sesembahan merupakan tumpuan harapan
Roh-roh para leluhur dapat dipanggil untuk membantu kesulitan masyarakat terutama untuk menjamin kelestarian garis jalur keturunan karena biasanya ada keyakinan bahwa roh para leluhur mendambakan kelestarian garis yang memuji dia. Selain itu roh para leluhur diharapkan untuk menghindarkan penyakit atau wabah, membantu memberikan hasil panen yang berlimpah.
3.      Roh leluhur sebagai dewa
Dalam fenomena pemujaan terhadap roh para leluhur terdapat bentuk kultus sesembahan yang dimuliakan roh leluhur dan leluhur ini diyakini kedudukannya sama dengan dewa.
4.      Bentuk kultus sesembahan berbentuk komunal
Orang yang telah meninggal disembah untuk suatu kelompok keluarga, suku ataupun bangsa karena para roh ini adalah anggota keluarga, suku pada waktu hidupnya.

2.1.5        Pandangan Islam terhadap Animisme
Islam tidak membenarkan agama animisme sebab hal itu adalah syirik (menyekutukan Allah) dan orang yang menjalankannya dinamakan musyrik. Islam mengajarkan bahwa orang tidak boleh menghormati dan menyembah selain Allah, sebagaimana yang ditegaskan dalam syahadat yang pertama. Roh adalah rahasia Allah dan kita tidak diberikan pengetahuan kecuali hanya sedikit.
Dalam masyarakat Islam roh itu biasanya didoakan, dan dimintakan ampun bukan malah dimintai bantuan seperti aliran animisme.

2.2  Syirik
2.2.1        Pengertian Syirik
Syirik yaitu menyamakan selain Allah dengan Allah dalam Rububiyyah dan Uluhiyyah Allah Subhanahu wa Ta'ala. Umumnya menyekutukan dalam Uluhiyyah Allah, yaitu hal-hal yang merupakan kekhususan bagi Allah, seperti berdoa kepada selain Allah disamping berdoa kepada Allah, atau memalingkan suatu bentuk ibadah seperti menyembelih (kurban), bernadzar, berdoa dan sebagainya kepada selainNya.
Karena itu, barangsiapa menyembah selain Allah berarti ia meletakkan ibadah tidak pada tempatnya dan memberikannya kepada yang tidak berhak, dan itu merupakan kezhaliman yang paling besar.
Syirik adalah dosa besar yang paling besar, kezhaliman yang paling zhalim dan kemungkaran yang paling mungkar.

2.2.2        Jenis-jenis Syirik
2.2.2.1  Syirik Besar
Syirik besar bisa mengeluarkan pelakunya dari agama Islam dan menjadikannya kekal di dalam Neraka, jika ia meninggal dunia dan belum bertaubat daripadanya.
Syirik besar adalah memalingkan sesuatu bentuk ibadah kepada selain Allah, seperti berdoa kepada selain Allah atau mendekatkan diri kepadanya dengan penyembelihan kurban atau nadzar untuk selain Allah, baik untuk kuburan, jin atau syaitan, atau mengharap sesuatu selain Allah, yang tidak kuasa memberikan manfaat maupun mudharat.
Syirik Besar Itu Ada Empat Macam.
a)      Syirik Do'a, yaitu di samping dia berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, ia juga berdoa kepada selainNya.
b)      Syirik Niat, Keinginan dan Tujuan, yaitu ia menunjukkan suatu ibadah untuk selain Allah Subhanahu wa Ta'ala
c)      Syirik Ketaatan, yaitu mentaati kepada selain Allah dalam hal maksiyat kepada Allah
d)     Syirik Mahabbah (Kecintaan), yaitu menyamakan selain Allah dengan Allah dalam hal kecintaan


2.2.2.2  Syirik Kecil
Syirik kecil tidak menjadikan pelakunya keluar dari agama Islam, tetapi ia mengurangi tauhid dan merupakan wasilah (perantara) kepada syirik besar.
Syirik Kecil Ada Dua Macam.
a)      Syirik Zhahir (Nyata), yaitu syirik kecil yang dalam bentuk ucapan dan perbuatan. Dalam bentuk ucapan misalnya, bersumpah dengan nama selain Allah.
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.
"Artinya : Barangsiapa bersumpah dengan nama selain Allah, maka ia telah berbuat kufur atau syirik"[7]
Qutailah Radhiyallahuma menuturkan bahwa ada seorang Yahudi yang datang kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, dan berkata: "Sesungguhnya kamu sekalian melakukan perbuatan syirik. Kamu mengucapkan: "Atas kehendak Allah dan kehendakmu" dan mengucapkan: "Demi Ka'bah". Maka Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan para Shahabat apabila hendak bersumpah supaya mengucapkan, "Demi Allah Pemilik Ka'bah" dan mengucapkan: "Atas kehendak Allah kemudian atas kehendakmu"[8]
Syirik dalam bentuk ucapan, yaitu perkataan.
"Kalau bukan karena kehendak Allah dan kehendak fulan"
Ucapan tersebut salah, dan yang benar adalah: "Kalau bukan karena kehendak Allah, kemudian karena kehendak si fulan"
Kata (kemudian) menunjukkan tertib berurutan, yang berarti menjadikan kehendak hamba mengikuti kehendak Allah.
b)      Syirik Khafi (Tersembunyi), yaitu syirik dalam hal keinginan dan niat, seperti riya' (ingin dipuji orang) dan sum'ah (ingin didengar orang) dan lainnya.
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda.
"Sesungguhnya yang paling aku takutkan atas kalian adalah syirik kecil. "Mereka (para Shahabat) bertanya: "Apakah syirik kecil itu, ya Rasulullah?" Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab: "Yaitu riya'" 
Jadi dosa syirik ini mesti bertubat dan jika tidak bertaubat maka Allah swt tidak sekali-kali akan memberikan ampunan kepada pelakunya.
2.2.3        Ayat Al-Qur’an tentang Syirik
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman.
"Artinya : Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar".[An-Nisaa': 48]
Surga-pun Diharamkan Atas Orang Musyrik.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman.
"Artinya : Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan Surga kepadanya, dan tempatnya ialah Neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zhalim itu seorang penolong pun"[ Al-Maa'idah: 72]
Syirik Menghapuskan Pahala Segala Amal Kebaikan.
Allah Azza wa Jalla berfirman.
"Artinya : Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan"[Al-An'aam: 88]
Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala.
"Artinya : Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (Nabi-Nabi) sebelummu: "Jika kamu mempersekutukan (Allah), niscaya akan hapus amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi"[Az-Zumar: 65]
Orang Musyrik Itu Halal Darah Dan Hartanya.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman.
"Artinya : ...Maka bunuhlah orang-orang musyirikin dimana saja kamu jumpai mereka, dan tangkaplah mereka. Kepunglah mereka dan intailah di tempat pengintaian..."[At-Taubah: 5]
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.
"Artinya : Aku diperintahkan untuk memerangi manusia sampai mereka bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq melainkan Allah dan bahwa Muhammad utusan Allah, mendirikan shalat, dan membayar zakat. Jika mereka telah melakukan hal tersebut, maka darah dan harta mereka aku lindungi kecuali dengan hak Islam dan hisab mereka ada pada Allah Azza wa jalla"

BAB III
METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah deskriptif-kuantitatif, yaitu jenis penelitian yang menggunakan gabungan antara penelitian kuantitatif dengan penelitian kualitatif. Tujuan menggunakan metode gabungan ini adalah memberikan kejelasan makna dari hasil penelitian, namun tidak memberikan data dalam bentuk angka-angka.

Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kampung Gunung Sembung, Kecamatan Sukatani kabupaten Purwakarta. Relevasi metodologis mengapa desa ini dipilih karena tugas yang diberikan kepada peneliti yaitu daerah sekitar peneliti, yaitu daerah Purwakarta. Selain itu, daerah Kampung Gunung Sembung merupakan daerah yang ramai diperbincangakan oleh masyarakat karena khasiat “Mata Air Kahirupan”. Bukan hanya dari masyarakat Purwakarta namun masyarakat luar Purwakarta.
Lokasi yang ditempuh peneliti untuk sampai pada tempat keberadaan Air Kahuripan adalah sebagai berikut :
Jalan pertama masuk gang yang namanya gang kahuripan yang berada di Desa Cijantung dari jalan raya. Kemudian mengikuti jalan lurus yang beraspal. Tiba di daerah pabrik langsung belok ke kiri. Jalannya berbelok dan menurun ketika belokan pertama. Namun sekitar 10 menit dari belokan, jalan mulai tidak beraspal dan disamping kiri terdapat jurang yang cukup terjal. mengikuti  jalan sampai terlihat lintasan rel kreta api. Setelah itu mengikuti jalur rel kereta api dari sebelah kanan. Sekitar 1 km baru terlihat tempat mengalir air ajaib itu. Air ajaib itu dikelilingi pagar kayu dan terletak 2 meter dari lintasan rel kereta api. Sehingga menyebabkan tempat air kahuripan rawan kecelakaan.



Penentuan Subjek Penelitian
Subjek penelitian dipilih berdasarkan teknik purposive sampling dimana sampel diambil berdasarkan pertimbangan peneliti bahwa sampel tersebut dapat memberikan informasi yang terbaik untuk penelitian. Dalam penelitian ini, yang menjadi sample adalah ketua RK (Rukun Kampung) kampong gunung sembung Kecamatan Sukatani kabupaten Purwakarta.
Selain teknik purpose sampling, dalam penelitian ini digunakan snowball sampling. Mulanya wawancara dengan ketua RK, kemudian direkomendasikan oleh beliau kepada dua warga kampong. Yang masing-masing mempunyai argument yang berbeda-beda mengenai kepercayaan khasiat mata air kahuripan (pro dan kontra).

Teknik Pengumpulan Data
Data dikumpulkan melalui observasi, dokumentasi, dan wawancara. Observasi dilakukan melalui pengamatan dan terjun langsung ke lokasi keberadaan “Mata Air Kahuripan” bersama salah seorang masyarakat lokal. Dokumentasi dilakukan dengan pengambilan foto-foto diantaranya: foto jalan yang dilalui dari belokan pertama, dan lokasi keberadaan “Air Kahuripan”.
Wawancara dilakukan di rumah ketua RK, dan dilanjutkan dengan mengunjungi dua rumah warga yang telah direkomendasikan oleh ketua RK.

Teknik Analisis Data
Penelitian ini merupakan kajian sosiologis, dimana yang diteliti merupakan tingkah laku masyarakat dalam kepercayaan mata air kahuripan. Penelitian ini menggunakan teknik pengamatan langsung dan wawancara kepada pihak yang terkait dalam penelitian ini.
Dari hasil pengamatan dan wawancara. Data yang terkumpul dianalisis secara deskriptif kualitatif, dan didapat kerangka analisis seperti ini “fenomena sosiologis dan kepercayaan yang muncul karena pengaruh dari perseorangan” serta penelusuran secara real dalam perspektif agama.

BAB IV
PEMBAHASAN

4.1  Asal-usul kepercayaan Air Kahuripan
Pertama isu yang berkembang yaitu seorang warga Desa Cijantung Kecamatan Sukatani kabupaten Purwakarta yang bernama Asnan dan sering dipanggil “Abah Asnan” mengalami sakit keras, kemudian akhir tahun 2009 Abah Asnan mengalami mimpi bahwa dia akan sembuh jika mandi di air yang arah aliran airnya mengarah kearah barat. Setelah dicari, air itu berada di daerah Gunung Sembung Kecamatan Sukatani kabupaten Purwakarta. Ketika Abah Asnan mandi disana tiba-tiba tubuhnya sembuh dari sakit. Kemudian menyebarlah kepercayaan ini pada masyarakat sekitar bahkan sampai keluar daerah Purwakarta.
Kepercayaan ini diikuti dengan hal-hal yang diluar kajian Islam, seperti orang-orang ramai datang ke sana pada malam selasa keliwon dalam perhitungan Jawa dan malam Jumat Kliwon. Hari-hari seperti ini, “Mata Air Kahuripan” ramai didatangi orang-orang sampai jam 3 malam.

4.2  Kesembuhan dalam Pandangan Islam
Sakit adalah fenomena yang biasa dialami manusia. Siapapun manusia pasti mengalami sakit. Dalam pandangan Islam ini termasuk dalam taqdir Allah SWT dan Dialah pula yang menyembuhkannya. Allah SWT berfirman:
"Karena Sesungguhnya apa yang kamu sembah itu adalah musuhku, kecuali Tuhan semesta Alam, (yaitu Tuhan) yang Telah menciptakan aku, Maka dialah yang menunjuki aku, Dan Tuhanku, yang dia memberi makan dan minum kepadaku, Dan apabila Aku sakit, dialah yang menyembuhkan aku, Dan yang akan mematikan aku, Kemudian akan menghidupkan Aku (kembali)" (QS. As Syu’ara: 77-81)

Dari ayat-ayat di atas jelas bahwa Allah, Tuhan yang menciptakan dan memelihara alam adalah yang menciptakan manusia, memberikan petunjuk hidup kepada manusia, yang memberikan makan dan minum kepada manusia, dan yang menyembuhkan penyakit manusia, serta yang mematikan dan pasti akan menghidupkan kembali manusia pada hari akhirat.
Dengan demikian, segala kesembuhan (syifaa) pada hakikatnya hanyalah dari Allah SWT semata. Itu juga tercermin dalam doa yang diajarkan oleh Rasulullah saw. untuk menghilangkan penyakit:
Dengan nama Allah aku ruqyah engkau dan semoga Allah menyembuhkanmu dari segala penyakit, Wahai Tuhan Seluruh Manusia hilangkanlah penyakitnya, sembuhkanlah, Engkaulah Sang Penyembuh, tiada yang menyembuhkan kecuali Engkau. (Musnad Ahmad Juz 54/261).

Dengan demikian syiriklah orang yang beranggapan bahwa ada kekuatan selain Allah yang bisa menyembuhkan. Akan syiriklah orang yang menganggap suatu benda bisa menyembuhkan tanpa ketetapan dan izin dari Allah SWT.
..demikian syiriklah orang yang beranggapan bahwa ada kekuatan selain Allah yang bisa menyembuhkan. Akan syiriklah orang yang menganggap suatu benda bisa menyembuhkan...
Adapun tentang obat dan berobat adalah sesuatu yang disyariatkan oleh Allah SWT. Tentang obat diriwayatkan bahwa baginda Rasulullah saw. bersabda:
Tidaklah Allah SWT menurunkan suatu penyakit melainkan Dia turunkan suatu kesembuhan (Sahih Bukhari Juz 17/433).
Dalam riwayat lain Rasul bersabda: Setiap penyakit ada obatnya, maka bila telah ditimpakan obat untuk suatu penyakit maka akan hilanglah penyakit itu dengan izin Allah Azza wa Jalla” (Sahih Muslim Juz 11/211)
Secara khusus Rasulullah saw. menyebut al habbatus sauda yang mengandung kesembuhan untuk berbagai penyakit, sebagaimana sabdanya:
Di dalam al habbatus sauda (biji hitam) terdapat suatu kesembuhan dari seluruh penyakit kecuali as saam”. Berkata Ibnu Syihab as saam adalah kematian dan al habbatus sauda (biji hitam) adalah jinten”. (Sahih Bukhari Juz 17/449)

Selain itu Rasulullah saw. juga menyebut teknik pengobatan al hijamah (bekam) sebagai teknik pengobatan untuk menghilangkan berbagai penyakit. Beliau saw. bersabda: Sesungguhnya cara berobat kalian yang paling bagus adalah berbekam (Sahih Bukhari Juz 17/462).
Bekam adalah teknik pengobatan dengan mengeluarkan darah kotor dari tubuh.
Syariat Islam memerintahkan kepada kita agar menjaga kesehatan dengan cara menjalani hidup secara normal sesuai dengan kaidah-kaidah kesehatan, yakni mengkonsumsi makanan dan minuman yang halal, mandi dan melaksanakan thaharah, menjaga kebersihan lingkungan, bekerja, melaksanakan sholat, membaca Al Quran, dan berdzikir setiap hari.
Demikian juga melatih diri dengan olah raga seperti berenang, berkuda, dan memanah yang juga penting untuk persiapan kesamaptaan jasmani dalam rangka jihad fi sabilillah. Semua kehidupan normal sesuai syariat Islam tersebut insyaallah menjaga kesehatan kita semua.
Bilamana kita menderita sakit atau menderita luka-luka, maka syariat Islam mengajarkan agar kita berobat.  Rasulullah saw. bersabda:
Berobatlah karena sesungguhnya Allah Azza wa Jalla tidak meletakkan suatu penyakit kecuali menetapkan obatnya  (Sunan AL Kubra lil Baihaqi Juz 9/343)
Diriwayatkan bahwa Rasulullah saw. menjenguk seorang laki-laki yang terluka lalu beliau meminta orang-orang untuk memanggilkan tabib (dokter) dari bani Fulan untuk mengobatinya (Musnad Ahmad Juz 47/127)
Namun Rasulullah saw. juga mengajarkan untuk bersabar ketika ditimpa sakit.  Diriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a. bahwa ada seorang wanita datang kepada Rasulullah dan berkata aku terkena penyakit dan tersingkap pakaianku maka doakanlah aku kepada Allah.  Maka Rasulullah saw. bersabda kepadanya:
“Jika engkau mau bersabar engkau akan mendapatkan surga, namun jika engkau mau saya doakan kepada Allah agar Dia menyembuhkanmu”
Maka wanita itu berkata: Aku akan bersabar, hanya saja mohon doakan kepada Allah agar bila aku kumat tidak sampai tersingkap pakaianku. Lalu Rasulullah SAW mendoakannya.

Dengan demikian bagi orang yang sakit disunnahkan berobat dan berharap mendapatkan kesembuhan dari Allah SWT, maka dia akan mendapatkan pahala ikhtiar mencari obat atau kesembuhan dengan tetap menjaga keyakinannya bahwa kesembuhan itu hakikatnya dari Allah itu. Namun bila dia bersabar maka akan mendapatkan pahala bersabar atas taqdir Allah SWT kepadanya.
4.3  Fenomena Air Kahuripan
Fenomena pengobatan "Air Sakti" atau “Air Kahuripan” memang belum jelas benar bagaimana air yang mengalir dapat menjadikan kesembuhan. Sepanjang tidak ada nash Al Quran atau hadits tentu tidak bisa kita memastikan kebenarannya.
Oleh karena itu, perlu penelitian fakta apakah betul batu tersebut berkhasiat sebagai obat sebagaimana habatus sauda atau madu yang disebutkan Al Quran dan As Sunnah atau zat-zat lain yang sudah dikenal secara medis maupun pengobatan herbal tradisional memiliki khasiat menyembuhkan yang Allah taqdirkan kepadanya.
..Fenomena berjubelnya orang mengambil "Air Sakti" memberikan gambaran tentang belum cukupnya fasilitas kesehatan yang disediakan Pemerintah dan mahalnya pelayanan kesehatan di negeri ini...
Fenomena berjubelnya orang mengambil "Air Sakti" dan menanti pengobatan Ponari sekaligus juga memberikan gambaran kepada kita tentang belum cukupnya fasilitas kesehatan yang disediakan Pemerintah dan mahalnya pelayanan kesehatan di negeri ini. Padahal menurut syariat Islam, negara wajib menyediakan layanan kesehatan kepada masyarakat dengan cuma-cuma.
Oleh karena itu, perlu ditinjau kembali anggaran Departemen Kesehatan dan perlunya ditingkatkan Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) agar memenuhi hak seluruh rakyat dalam mendapatkan pelayanan kesehatan. Ini menjadi tanggungan negara, karena pada hakikatnya negara adalah penggembala bagi rakyatnya sebagaimana disebutkan dalam hadits Nabi SAW

BAB V
PENUTUP

5.1  Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian, bahwa perkembangan animisme terhadap “Kepercayaan Mata Air Kahuripan” di daerah Purwakarta, termasuk perbuatan yang syirik dalam segi agama. Dan faktor biaya kesehatan yang mahal yang menyebabkan masyarakat percaya pada keajaiban “Air Kahuripan” ini. Serta lemahnya pengetahuan agama yang dimiliki.
Adapun fakta air ini bisa menyembuhkan penyakit yaitu karena :
1.      Faktor jalan yang jauh, sehingga otot-otot kaki yang lemah menjadi kuat
2.      Faktor kemurnian air, karena air ini bersumber dari mata air pegunungan asli yang kemudian disaring oleh bebatuan alami sehingga kandungan mineralnya masih terjaga dengan baik.

5.2  Saran
Saran penulis kepada pembaca dari hasil penelitian ini yaitu :
1.      Jangan mudah percaya pada ucapan orang lain meskipun kebenarannya sudah terbukti, karena kebenaran yang ditunjukkan bisa saja karena faktor lain.
2.      Harus adanya kesadaran sejak dini terhadap perkembangan animisme yang terjadi di masyarakat.
3.      Meyakini dengan sepenuh hati bahwa “kesembuhan berasal dari Allah” dan semua kesembuhan yang ada di bumi ini hanya perantara saja.
4.      Menempatkan niat “lillahi Taala” dalam setiap perbuatan.
5.      Meyakini semuanya dari Allah.  

DAFTAR PUSTAKA

Muhammad, 1996. MONOTEISME “Tauhid Sebagai Sistem Nilai dan Akidah Islam”, Jakarta: Penerbit Lentera
Syaikh, 1985. Tauhid dan Syirik, Bandung: Mizan
Bahdin, Ardinal, 2008. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, Jakarta: Kencana
www.google.com
voa-Islam.com




Tidak ada komentar:

Posting Komentar